ACARA IV
PENGAMATAN KELEMBABAN NISBI
PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN, KEBUN CAMPUR
DAN KEBUN RUMPUT GAJAH
A.
TUJUAN
Tujuan praktikum pada acara pengamatan kelembaban nisbi
udara pada lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah adalah :
1.
Mengetahui kelembaban nisbi udara diatas
lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah setiap jam selama 3
hari
2.
Mengetahui saat (waktu) kelembaban nisbi
udara maksimum dan minimum diatas lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun
rumput gajah.
B.
AlAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum acara
pengamatan kelembaban nisbi adalah borang pengamatan kelembaban nisbi udara,
alat pencatat, lahan sawah, tegalan,
kebun campur dan kebun rumput gajah. Alat yang digunakan adalah psychrometer yang terdiri atas termometer bola basah
dan kering, tabel penetapan kelembaban nisbi, dan payung.
C.
PROSEDUR KERJA
1.
Disiapkan semacam sangkar cuaca pada
masing-masing penggunaan lahan.
2.
Disiapkan psikhrometer yang pada tangki
termometer bola basah sudah diberi air.
3.
Diletakkan (digantungkan) psikhrometer
tersebut pada semacam sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan
lahan pada
ketinggian 120 cm. Dihindarkan psikhrometer terkena
radiasi atau sinar matahari langsung dengan cara dipayungi.
4.
Dicatat suhu pada termometer bola basah
dan bola kering udara setiap jam selama tiga hari.
5.
Dibaca kelembaban nisbi udara pada
psikhrometer dengan cara membaca indek (penjurus) dari hasil menghimpitkan suhu
termometer bola basah dan bola kering. Cara lain pembacaan kelembaban nisbi
dengan tabel yang menghubungkan antara selisih suhu termometer bola kering dan
bola basah (tk-tb) dan suhu termometer bola basah.
6.
Dibuat grafik hubungan antara kelembaban
nisbi udara (sumbu Y) dan waktu (sumbu X). Kemudian ditentukan besarnya dan
waktu kelembaban nisbi udara maksimum dan minimum.
D.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Kelembaban nisbi di semua lahan
Jam
|
Sawah
|
Campur
|
Tegalan
|
Rumput Gajah
|
17.00
|
74
|
74
|
83
|
95
|
18.00
|
75
|
58,5
|
52
|
91
|
19.00
|
81
|
73,5
|
86
|
100
|
20.00
|
81
|
90
|
95
|
100
|
21.00
|
90
|
86
|
95
|
100
|
22.00
|
81
|
86
|
95
|
100
|
23.00
|
90
|
90
|
95
|
100
|
24.00
|
80
|
90
|
95
|
100
|
01.00
|
89
|
86
|
95
|
100
|
02.00
|
80
|
85
|
95
|
100
|
03.00
|
85
|
90
|
95
|
100
|
04.00
|
85
|
90
|
95
|
100
|
05.00
|
95
|
95
|
95
|
100
|
06.00
|
81
|
90
|
95
|
90
|
07.00
|
75
|
81
|
75
|
91
|
08.00
|
62
|
74
|
91
|
91
|
09.00
|
52
|
60
|
64
|
83
|
10.00
|
52
|
60,5
|
87
|
91
|
11.00
|
52
|
83
|
83
|
77
|
12.00
|
52
|
69
|
83
|
92
|
13.00
|
52
|
45,5
|
53
|
84
|
14.00
|
52
|
45,5
|
55
|
84
|
15.00
|
48
|
48
|
63
|
84
|
16.00
|
46
|
55,5
|
50
|
84
|
17.00
|
61
|
58
|
43
|
100
|
18.00
|
74
|
70
|
82
|
91
|
19.00
|
81
|
70
|
86
|
91
|
20.00
|
77
|
70
|
86
|
100
|
21.00
|
77
|
81,5
|
90
|
100
|
22.00
|
80
|
86
|
95
|
100
|
23.00
|
85
|
81
|
90
|
100
|
24.00
|
80
|
81
|
95
|
100
|
01.00
|
80
|
81
|
90
|
100
|
02.00
|
80
|
85
|
95
|
100
|
03.00
|
80
|
76,5
|
95
|
100
|
04.00
|
80
|
76,5
|
95
|
100
|
05.00
|
76
|
85
|
95
|
100
|
06.00
|
81
|
77
|
90
|
100
|
07.00
|
74
|
70
|
47
|
91
|
08.00
|
63
|
74
|
58
|
91
|
09.00
|
68
|
63
|
54
|
83
|
10.00
|
50
|
58,5
|
52
|
84
|
11.00
|
48
|
61,5
|
52
|
77
|
12.00
|
53
|
59
|
56
|
77
|
13.00
|
52
|
62
|
64
|
84
|
14.00
|
47
|
74
|
83
|
100
|
15.00
|
81
|
86
|
100
|
100
|
16.00
|
90
|
100
|
95
|
100
|
17.00
|
90
|
95
|
55
|
100
|
1.
Pembahasan
Kelembaban nisbi atau
kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan
antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum
yang dapat ditampung oleh udara tersebut. kelembaban nisbi merupakan
perbandingan jumlah uap air yang ada diudara dengan nilai jenuh udara pada suhu
dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah persentase.
Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu dapat diukur
menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer. (Waryono,1987)
Kelembaban nisbi berhubungan
erat dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan kemampuan udara memegang
uap air. Kelembaban nisbi sangat dipengaruhi oleh kepadatan fluks radiasi
matahari yang sampai dipermukaan bumi. Apabila fluks radiasi matahari sampai
dipermikaan bumi tinggi, maka suhu udara tinggi dan kelembaban udara cenderung
rendah (udara kering). Sebaliknya apabila kerapatan fluks radiasi matahari
rendah, maka suhu udara nisbi rendah dan kelembaban nisbi udara cenderung
tinggi (udara lembab).
Tinggi rendahnya kelembaban
sangat bervariasi di suatu tempat karena sangat bergantung pada beberapa
faktor, seperti suhu, tekanan udara, pergerakan angin, kuantita dan kualitas
penyinaran vegetasi, dan ketersediaan air di suatu tempat (air tanah,
perairan). Tempat yang biasanya memiliki tingkat kelembaban yang tinggi adalah
hutan hujan tropis karena keadaan tempat tersebut yang didominasi oleh
pohon-pohon dengan permukaan daun yang lebar sehingga menghalangi masuknya
cahaya matahari ke tempat tersebut (Ferdinand, 2007).
Untuk mengetahui kelembaban
nisbi di lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah dilakukan
pengamatan dengan menggunakan psychrometer yang terdiri dari thermometer bola
basah dan kering yang diletakkan di ketinggian 120 cm dari permukaan tanah
kemudian diamati setiap jam selama tiga hari. Untuk
mengukur kelembaban dalam praktikum kali ini digunakan thermohygrograf. Dengan
thermohygrograf diukur kelembaban udara didalam dan diluar ruangan. Kelembaban
yang diukur merupakan kelembaban relative lingkungan. Kelembaban relatif adalah
perbandingan antara banyaknya uap air yang ada diudara dengan banyaknya uap air
maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu dan tekanan yang sama.
Kelembaban udara relatif
(atau RH, Relative Humidity), adalah rasio
antara tekanan uap air aktual
pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut.
Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang
terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal
yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama
(Kartasapoetra, 1990).
Berdasarkan hasil pengamatan
kelembaban di lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah kelembaban
nisbinya berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh seperti radiasi
matahari yang dipengaruhi juga oleh kepadatan fluks radiasi matahari yang
sampai di permukaan bumi; suhu udara karena menentukan kemampuan udara memegang
uap air; kerapatan vegetasi atau penggunaan lahan; dan kandungan air tanah yang
pada musim hujan di wilayah lahan kering bervegetasi rapat, kadar air tanah
tinggi menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi bahkan
bisa mencapai 100% .
a.
Sawah
Kelembaban nisbi
minimum dan maskdimum pada lahan sawah terjadi pada hari pertama yaitu 46 %
pada pukul 16.00 dan kelembaban maksimumnya 95% pada pukul 05.00. Kelembaban
nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi
berangsur–angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah
besar. Kelembaban udara di pagi hari akan lebih besar
dibandingkan kelembaban pada waktu sore hari, karena pada waktu pagi hari uap
air di udara tinggi.
Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara,
karena suhu menentukan kemampuan udara memegang uap air dan suhu udara yang
dipengaruhi oleh radiasi matahari. Sedangkan kelembaban nisbi pada suatu tempat
dipengaruhi kerapatan vegetasi atau penggunaan lahan, pada lahan sawah
vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih tinggi (hangat) dan
kelembaban lebih rendah.
b.
Tegalan
Pada lahan tegalan
kelembaban nisbi minimumnya 43% pada pukul 17.00 di hari ke 2; kelembaban nisbi
maksimumnya 100% pada pukul 15.00 dihari kedua. Semakin
banyak uap air di udara, maka semakin tinggi pula kelembabannya karena
kelembaban merupakan kadar uap air yang ada di udara. Kelembaban udara di pagi
hari akan lebih besar dibandingkan kelembaban pada waktu sore hari. Karena pada waktu pagi hari uap air di udara
tinggi. Kelembaban udara di daerah
equator lebih tinggi dari pada di kutub.
c.
Kebun campur
Hasil pengamatan di kebun campur kelembaban nisbi minimumnya
45% pada pukul 13.00 dan 14.00 di hari pertama sedangkan kelembaban maksimumnya
100% pada pukul 16.00 di hari kedua. Kelembaban terendah terjadi pada hari
pertama pada saat kondisi cuaca cerah. Dalam keadaan cuaca yang cerah
intensitas radiasi tergolong tinggi sehingga mengurangi kelembaban di sekitar
lahan. Kelembaban tertinggi terjadi pada saat hujan. Kondisi ini membuat intensitas
rasiasi matahari cenderung menurun, sehingga mengurangi penguapan di sekitar
lahan.
d.
Kebun rumput gajah
Pada lahan rumput gajah
kelembaban nisbi minimum yaitu 77% pada jam 11.00 di hari pertama dan pada jam
11.00 dan 12.00 di hari kedua. Sedangkan kelembaban nisbi maksimum yaitu 100%
terjadi pada jam 19.00 hingga 05.00 di hari pertama dan pada hari kedua pada
jam 20.00 hingga 06.00 dan jam 14.00 sampai 17.00 pada kondisi hujan.
Kelembaban nisbi maksimum
terjadi pada malam hari karena tidak ada radiasi matahari di permukaan bumi
sehingga suhu menjadi rendah dan kelembaban udara naik. Kelembaban nisbi
maksimum juga terjadi pada saat hujan, kondisi lahan menjadi basah dan lembab
sehingga kelembaban nisbinya naik, hal ini juga dikarenakan radiasi matahari
hanya sedikit saja yang sampai ke permukaan bumi.
Pada pengamatan ini
kelembaban nisbi pada tiap lahan sangat berbeda-beda semua terlihat dari grafik
kelembapan nisbi dari empat lahan yaitu lahan sawah, tegalan, kebun campur dan
kebun rumput gajah. Berdasarkan grafik kelembapan nisbi lahan yang memiliki
kelembapan nisbi paling rendah yaitu lahan tegalan sedangkan paling tinggi adalah
kebun rumput gajah.
Berdasarkan hasil pengamatan
dan grafik, semakin tinggi suhu udara akibat semakin besar radiasi sinar
matahari yang semakin besar maka kelembaban nisbi menjadi semakin meningkat.
Menurut Lakitan (2002) Ini menandakan bahwa kenaikan dan penurunan suhu udara
pada saat matahari terbit dan saat menjelang matahari terbit mempengaruhi kadar
uap air dalam udara. Sehingga akan mempengaruhi kelembaban nisbi. Namun, hal
tersebut tidak berlaku jika kondisi cuaca mendung atau adanya angin hangat yang
lembab pada jam- jam terbit matahari. Karena pada saat mendung fluks radiasi
matahari sampai dipermukaan bumi menjadi rendah dan suhu udara akan menurun
sehingga kelembaban akan naik.
B.
Simpulan
1.
Kelembaban
nisbi udara adalah perbandingan antara uap air yang ada di udara dan jumlah uap
air diudara. Jika pada suhu dan tekanan yang sama udara tersebut jenuh dengan
uap air.
2.
Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan
suhu udara, karena suhu menentukan kemampuan udara memegang uap air dan suhu
udara yang dipengaruhi oleh radiasi matahari
3.
Kelembaban nisbi pada suatu tempat
dipengaruhi kerapatan vegetasi atau penggunaan lahan.
4.
Kelembaban
maksimum pada lahan sawah yaitu mencapai 95%, kelembaban minimum yaitu 46%.
5.
Kelembaban
maksimum pada lahan tegalan yaitu mencapai 100%, kelembaban minimum 43%.
6.
Kelembaban
maksimum pada lahan kebun campur yaitu mencapai 100%, kelembaban minimum 45%.
7.
Kelembaban
maksimum pada lahan kebun rumput gajah yaitu mencapai 100% dan kelembaban
minimum 77%.
8.
Kelembaban
maksimum diantara semua lahan yaitu 100% pada kebun rumput gajah dan kelembaban
minimumnya 43% pada lahan tegalan.
DAFTAR PUSTAKA
Cambers, R. E. 1987. Klimatologi Pertanian Dasar. Bagian
Klimatologi Pertanian Departemen Ilmu-Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Ferdinand. 2007. Produksi
Tanaman Karet Hevea Brasiliensis di Daerah Bercurah Tinggi di Kabupaten Bogor. http://io.ppijepang.org. Diakses pada tanggal 15 November 2013
Kartaspoetra, G. A., 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara,
Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar- Dasar Klimatologi. P.T. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Urip M, Hasan.1970. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian. P.T.
Soeroengan. Jakarta.
Waryono, dkk. 1987. Pengantarmeteorologi dan klimatologi. PT
Bina Ilmu: Surabaya.
0 Response to "PENGAMATAN KELEMBABAN NISBI"
Post a Comment