Laporan DPT: Biologi Bunga

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga.
Dari segi biologi, bunga merupakan alat perkembangbiakan tanaman. Sebab, bunga dapat tumbuh menjadi buah yang berisi biji, dan dari biji dapat tumbuh menjadi tanaman yang baru. Pembungaan, penyerbukan, pembuahan dan pembentukan buah merupakan faktor yang sangat menentukan produktivitas tanaman. Dari keempat faktor tersebut yang terpenting adalah pembungaan, karena tanpa pembungaan maka tidak akan terjadi penyerbukan bunga atau pembentukan buah dan tidak akan diperoleh biji dari suatu tanaman.
Pola variasi genetik di alam sangat ditentukan oleh mekanisme penyerbukan pada tanaman, dan tanpa penyerbukan dan pembuahan tidak akan ada regenerasi dari suatu makhluk hidup. Dengan melakukan pengamatan terhadap beberapa bunga dapat diketahui warna, bentuk dan susunan bunganya. Warna, bentuk dan susunan bunga disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan tersebut sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan.
Biologi bunga perlu dipelajari untuk menentukan tipe penyerbukan tanaman (penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan sangat penting untuk diketahui khususnya bagi pemulia tanaman apabila akan melakukan persilangan.


B.     Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari struktur bunga
2. Mempelajari tipe persilangan dari tanaman



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pembiakan tanaman dapat melalui dua cara, yaitu seksual (dengan biji) dan aseksual (dengan vegetatif). Pada pembiakan dengan cara seksual dibentuk sel-sel khusus yang reproduktif dan disebut gamet. Pembentukan sel-sel reproduktif tersebut disebut peristiwa gametosis (Schuler, 1998). Gametogenesis pada bunga betina (megasporogenesis) menggunakan organ kelamin yang terdiri dari putik (pistil) terdiri atas kepala putik (stigma) dan tangkai putik (style), dan kandung embryo (ovary). Sedangkan organ kelamin jantan melakukan gametogenesis (microsporogenesis) dengan benang sari (stamen) yang terdiri atas tangkai sari (filament) dan kepala sari (anther). Anther memiliki banyak mikrospora (PMC-Pollen Mother Cell) (Mangoendidjojo, 2003).
Bunga merupakan alat bantu dalam perkembang biakan secara seksual dan merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang  berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar  selalu dapat berkembang biak.  Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,1997).
Fungsi bunga yaitu sebagai alat persarian dan alat perkawinan bagi tanaman tersebut. Alat persarian atau organ pollinasi dan alat perkawinan atau organ fertilisari, apabila organ-organ tersebut berfungsi dengan baik (tidak ada gangguan dari hama dan penyakit) maka akan berlangsung pembentukan buah, dan kemudian buah-buah yang matang tersebut mengandung biji yang dapat mengembangbiakkan tanaman itu. Hampir semua bunga dalam melaksanakan fungsi-fungsinya mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri yang sifatnya atraktif atau menarik, seperti dalam hal bentuknya, warnanya, bau atau keharumannya, serta cairan-cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjarnya (misalnya cairan yang rasanya manis).
Menurut Tjitrosoepomo (2005) Jika dilihat dari bagian-bagian penyusunnya, bunga dapat dibedakan menjadi :
1. Bunga lengkap : Bunga ini terdiri dari kelopak (calyx), mahkota(corolla), benang sari (androecium) dan putik (gynaecium).
2. Bunga tak lengkap : Bunga ini tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti bunga lengkap, misalnya tidak memiliki kelopak.
3. Bunga sempurna : Hanya terbatas bahwa bunga ini memiliki benang sari(androecium) dan putik (gynaecium).
4. Bunga tak sempurna : Bunga ini tidak memiliki benang sari (androecium) atau idak memiliki putik (gynaecium).



BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum biologi bunga adalah bunga papaya, bunga kelapa, bunga jagung, bunga cabai, bunga padi, bunga anggrek dan bunga sepatu.
B.     Alat
Alat yang digunakan pada praktikum biologi bunga adalah loupe, alat tulis, lembar pengamatan dan penggaris.
C.    Prosedur Kerja

1.      Morfologi bunga dari masing-masing tanaman diamati
2.      Bunga digambar lengkap dengan bagian-bagiannya pada lembar pengamatan




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan


B.     Pembahasan
Bunga merupakan alat bantu dalam perkembang biakan secara seksual dan merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang  berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar  selalu dapat berkembang biak.  Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,1997).
Di dalam ilmu budidaya dan pemuliaan tanaman, mempelajari biologi bunga merupakan salah satu hal yang sangat penting. Dengan mempelajari biologi bunga maka para pemulia tanaman akan dapat melakukan kegiatan pemuliaan tanaman karena dalam biologi bunga akan dipelajari berbagai macam struktur bunga, sehingga bisa diketahui kedudukan benang sari dan putik dari bunga yang bersangkutan. Selain itu juga dapat diketahui tipe persilangan yang terjadi pada tanaman, dan bagaimana sifat tanaman tersebut.
Biologi bunga perlu dipelajari untuk menentukan tipe penyerbukan tanaman (penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan sangat penting untuk diketahui khususnya bagi pemulia tanaman apabila akan melakukan persilangan. Untuk dapat menyelenggarakan penyerbukan silang buatan dengan hasil yang baik diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat dari kedua jenis tanaman yang akan dipersilangkan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembungaan, penyerbukan, serta pembentukan buah. Dengan metode pemuliaan tanaman diharapkan dapat menyelenggarakan penyerbukan silang yang baik.
Menurut Tjitrosoepomo (2005) jika dilihat dari bagian-bagian penyusunnya, bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap, bunga tak lengkap, bunga sempurna dan bunga tak sempurna. Bunga lengkap : Bunga ini terdiri dari kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (androecium) dan putik (gynaecium); Bunga tak lengkap: Bunga ini tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti          bunga lengkap, misalnya tidak memiliki kelopak; Bunga sempurna: Hanya terbatas bahwa bunga ini memiliki benang sari (androecium) dan putik (gynaecium); Bunga tak sempurna : Bunga ini tidak memiliki benang sari (androecium) atau tidak memiliki putik (gynaecium).
Kelamin pada bunga terbagi menjadi dua macam yaitu :
1.      Bunga Berkelamin ganda/banci (hermaprodithus), dimana pada satu bunga terdapat benang sari dan putik, dapat pula disebut bunga sempurna.
2.      Bunga Berkelamin Tunggal (unisexualis), terbagi menjadi 3 macam yaitu :
a) Bunga yang terdiri dari benang sari saja, yang disebut bunga jantan (flos masculus)
b) Bunga yang terdiri dari putik saja yang disebut bunga betina (flos femineus)
c) Dan bunga yang tidak memiliki kelamin, atau bunga mandul.
            Sekelompok bunga dapat tersusun pada sebuah batang yang terdiri dari cabang utama atau serangkaian cabang yang rumit yang disebut perbungaan (infloresences). Berdasarkan perbungaannya, bunga terbagi atas bunga tunggal (planta uniflora) dan bunga majemuk (planta multiflora). Planta multiflora (bunga majemuk) ini terbagi lagi menjadi beberapa macam menurut sifatnya ketika berbunga, yaitu bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa), dan bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta).
            Untuk dapat menghasilkan biji atau buah tanaman biasanya terlebih dahulu melakukan penyerbukan. Penyerbukan yaitu jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Secara umum penyrbukan dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Penyerbukan Sendiri
     Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anther ke stigma pada bunga yang sama atau pada bunga lain pada tanaman yang saman. Terjadinya self pollination karena adanya “kleistogami” yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga belum mekar atau tidak terbuka. Penyerbukan diawali oleh pembungaan disebut anthesis. Terjadinya penyerbuka sendiri disebabkan oleh :
-          Bunga tidak membuka.
-          Serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar.
-          Stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka.
-          Stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anther terbuka.
2.    Penyerbukan Silang
        Penyerbukan silang adalah jatuhnya serbuk sari dari anther ke sigma pada bunga yang berbeda. Terjadinya penyerbukan silang disebabkan oleh :
-          Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri.
-          Perbedaan periode matang serbuk sari dan kepala putik.
-          Adanya sterilitas dan inkompabilitas.
-          Adanya bunga monocious dan diocious ( Poespodarsono, 1998).

            Pada praktikum biologi bunga, bunga yang diamati adalah bunga papaya (jantan, betina dan hemaprodit), bunga cabai, bunga anggrek, bunga sepatu, bunga padi, bunga kelapa (jantan dan betina) dan bunga jagung (jantan dan betina).
            Menurut Kalie (2007), bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai (pedunculus). Kelopak bunga majemuk duduk pada tangkai daun. Tanaman pepaya memiliki 3 jenis bunga yaitu:
1.      Bunga Betina
      Daun bunganya terdiri dari 5 helai dan letaknya terlepas satu sama lain, tidak memiliki benang sari, bakal buahnya bulat dan tepinya rata, dapat menjadi buah bila diserbuki tepung sari dari tanaman lain.
2.      Bunga Sempurna
      Memiliki putik, bakal buah dan benang sari dalam satu kuntum bunga kecuali pada bunga sempurna rudimeter tidak terdapat bakal buah dan putik.
3.      Bunga Jantan
      Rangkaian bunga bertangkai panjang, daun bunga berjumlah 5 dan letaknya saling melekat pada bagian bawah sedangkan bagian atasnya saling terlepas, benang sarinya berjumlah 10, tidak mamiliki bakal buah dan putik
            Bunga hermaprodit, aktinomorf, tetrasiklis pentamer. Kelopak berada dalam satu lingkaran dengan 5 sepala yang saling berlekatan. Mahkota dalam satu lingkaran dengan 5 petala yang saling berlepasan. Gynaecium dengan 5 pistillum saling berlekatan dan saling menumpang. Tandan bunga majemuk, pentasiklis primer dan simetri aktinomorf. Androecium berada dalam dua lingkaran yang saling berlepasan. Corolla dan androecium saling berlekatan dengan gynaecium yang tidak terbentuk (Rubatzky et.al., 1998).
            Pepaya tergolong dalam tanaman polygamus yang pada satu tanaman terdapat satu daun bunga jantan, bunga betina, dan bunga banci bersama-sama. Bunga papaya memiliki bakal buah yang berruang satu (unilocularis) dari satu daun buah saja (Tjitrosoepomo,1995).
            Tanaman kelapa merupakan tanaman berumah satu. Bunga betina dan bunga jantan terdapat pada satu malai dan satu mancung (spathe). Bunga jantan terdapat pada ujung malai dan bunga betina terletak pada dasar malai. Dalam satu bunga terdapat 6 benang sari dan 3 mahkota bunga.
            Bagian-bagian bunga jantan adalah 3 helai kelopak bunga, 3 helai daun mahkota, 6 helai benangsari, 1 putik rudimenter dengan kepala putik bersirip 3 lembar, diantara sirip-sirip terdapat zat madu atau nektar. Bunga betina berukuran lebih besar kurang lebih 3 cm. Kelopak bunga tebal dan lebar, membungkus hampir seluruh bagian bagian-bagian lainnya. Putik tidak bertangkai, tetapi sisa-sisa dari benangsari masih tampak dan tersusun seperti gelembung-gelembung, banyaknya 6 buah. Dasar buah terdiri atas 3 ruangan dan pada tiap ruangan terdapat 1 bakal biji. Dari 3 bakal biji ini hanya ada 1 saja yang kelak dapat tumbuh terus menjadi biji yang normal. Dengan tidak bersamaan bunga jantan dan bunga betina, maka pada penyerbukan bunga betina tidak mendapat tepungsari dari bunga jantan pada manggar yang sama. Tetapi pada varietas genjah masaknya bunga jantan dan bunga betina lebih bersamaan sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (Bahri, 1996)
            Jagung merupakan tanaman berumah satu dimana bunga jantan terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina terletak pada pertengahan batang. Tanaman jagung bersifat protrandy dimana bunga jantan umumnya tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut pada bunga betina. Pada bunga jagung perbungaan jantan berbentuk malai (tassel), yang terdiri dari bulir polos tengah dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris pasangan bunga (spikelet) atau lebih. Cabang lateral biasanya terdiri dari dua baris. Setiap pasanganbunga terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga bertangkai. Perbungaan betina tumbuh pada ujung tongkol samping batang yang berasal dari ketiak daun, biasanya pada sekitar pertengahan panjang batang utama. Batang lateral sangat pendek karena ruasnya yang pendek. Pada setiap buku batang lateral, tumbuh sehelai daun. Karena dekatnya jarak antar buku, daun-daun tersebut saling menutup membentuk kelobot yang membungkus tongkol yang sedang berkembang. Bunga betina terbentuk sebagai spikelet yang berpasangan pada poros tengah pada batang lateral, yang dikenal sebagai tongkol (Rubatzky dan Yamaguchi,1998).
            Bunga cabai adalah bunga lengkap, berbentuk seperti bintang laut, bakal buah letaknya lebih tinggi dari benang sari dan mahkota bunga.  Kelopak terdiri dari 5 helai daun kelopak yang saling berlekatan.  Mahkota bunga terdiri dari 5 helai berwarna putih, jumlah benang sari 5 buah, tangkai benang sari kecil dengan kepala besar mengelilingi bakal buah. Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara silang, dengan keberhasilan sekitar 56%.
            Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi ciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun, Bunganya simetri bilateral. Helaian kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam lidah yang melingdungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik.
            Daun bunga pada anggrek ada 3 sepal yang akan membuka terlebih dahulu apabila bunga mulai mekar. Ketiga sepal ini bisanya agak sama bentuknya, sepal yang teratas disebut sepalum dorsale dan kedua sepal lainnya dinamakan sepala lateralia. Ini terletak di sebelah kiri kanan bawah. Ketiga-tiganya terletak dalam satu lingkaran.
Selain dari ketiga sepal tadi , terdapat pula 3 petal. Pada waktu bunga masih kuncup petal terbungkus oleh sepal. Ketiga petal ini dinamakan daun mahkota. Kedua petal yang paling atas mempunyai bentuk yang sama sedangkan petal yang ketiga berlainan. Seperti juga sepal, petal tersusun dalam satu lingkaran. Dua petal yang di atas tadi disebut petala lateralia dan petal yang ketiga disebut labellum / bibir. Bunga anggrek mempunyai tipe persilangan menyerbuk sendiri.
            Bunga padi merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 buah benang sari, serta 2 tangkai putik. Bakal buah mengandung cairan untuk kebutuhan lodicula, warnanya keunguan atau ungu tua. Lodicula merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Bagian ini sangat berperan dalam pembukaan palea. Fungsi kelenjar lodicula adalah untuk mengatur pembungaan. Lodicula mudah menghisap air dari bakal buah sehingga mengembang. Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kandung serbuk. Tangkai sari padi tipis dan pendek, pada kepala sari terletak kandung serbuk yang berisi tepung sari (pollen).
            Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8–10 buku yang menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang–cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2–3 cabang primer (Tobing, dkk, 1995 dalam Siregar, 2010).
            Lemma yaitu bagian bunga floret yang berurat lima dan keras yang sebagian menutupi palea. Ia memiliki suatu ekor. Palea yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas dengan lemma. Bunga terdiri dari 6 benang sari dan sebuah putik. Enam benang sari tersusun dari dua kelompok kepala sari yang tumbuh pada tangkai benang sari. Butir biji adalah bakal buah yang matang, dengan lemma, palea, lemma steril, dan ekor gabah (kalau ada) yang menempel sangat kuat. Buah padi adalah sebuah kariopsis, yaitu biji tunggal yang bersatu dengan kulit bakal buah yang matang (kulit ari), yang membentuk sebuah butir seperti biji. Komponen utama butir biji adalah sekam, kulit beras, endosperm, dan embrio (Suharno, 2005 dalam Siregar 2010).
            Bunga sepatu terdiri dari lima helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebuh jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.
            Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 6cm hingga 20cm. putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah-buahan.




BAB V
SIMPULAN


1.      Dengan mempelajari biologi bunga maka para pemulia tanaman akan dapat melakukan kegiatan pemuliaan tanaman karena dalam biologi bunga dipelajari berbagai macam struktur bunga, sehingga diketahui kedudukan benang sari dan putik dari bunga yang bersangkutan
2.      Bunga yang memiliki 4 bagian utama yaitu korola, calyx, putik dan benang sari disebut bunga lengkap, sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satunya atau lebih disebut bunga tidak lengkap.
3.      Bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut bunga sempurna, sedangkan bunga yang hanya memiliki satu organ kelamin disebut bunga tidak sempurna.
4.      Ada dua tipe penyerbukan yang dilakukan oleh tanaman yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anther ke stigma pada bunga yang sama atau pada bunga lain pada tanaman yang sama, sedangkan penyerbukan silang adalah jatuhnya serbuk sari dari anther ke sigma pada bunga yang berbeda.



DAFTAR PUSTAKA


Bahri, S. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kalie, M. B. 1996. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya, Jakarta.
Makarim, A. Karim dan E. Suhartatik. 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi ITKP 11 : 306-308
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius, Yogyakarta.
Poespodarsono, Soemardjo. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. ITB, Bandung.
Rubatzky, V.E and M. Yamaguchi. 1998. World Vegetable . ITB, Bandung.
Schuler, L. 1998. Comparation Sum Up the Chromosome of Plant. Agronomy Journal XI (4) : 7-11.
Siregar dan Maulia Surya Darma. 2010. Kajian morfologi dan produksi mutan padi varietas Ciherang hasil radiasi sinar gamma pada generasi M3 dengan menggunakan System Of Rice Intensification (SRI).
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.



Related Posts:

0 Response to "Laporan DPT: Biologi Bunga"

Post a Comment