PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendiskripsian suatu tanaman sangat membantu dalam
dunia pemuliaan tanaman. Umumnya dalam kegiatan pendiskripsian suatu tanaman
lebih banyak ke arah sifat-sifat morfologi dari tanaman tersebut. Deskripsi
merupakan suatu panduan menyajikan sejarah asal-usul sifat-sifat morfologi,
reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta anjuran tanam.
Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam deskripsi sebagian besar merupakan
sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan
variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua varietas terutama jika
ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda.
Deskripsi tanaman merupakan salah satu panduan untuk
mengetahui apakah tanaman tersebut tahan terhadap hama dan penyakit, adaptif
terhadap lingkungan atau tidak. Dengan
begitu diharapkan dalam budidaya tanaman kita lebih mengetahui hal–hal yang
harus diperhatikan dalam budidaya, sehingga nantinya tanaman yang dibudidayakan
mampu tumbuh dengan baik.
Kegiatan pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting
karena semakin beragamnya jenis atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu,
adanya deskripsi tanaman akan memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit
varietas-varietas yang baru karena data tentang sifat yang diperlukan telah
tersedia. Pendeskripsian mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman
sangat penting diketahui sebelum melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan
tanaman.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi
tiap-tiap tanaman secara keseluruhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah
satu upaya untuk mempelajari sifat-sifat suatu tanaman yaitu dengan mempelajari
deskripsi dari suatu tanaman tersebut.
Pengertian deskripsi itu sendiri adalah menggambarkan secara langsung
mengenai morfologi tanaman, yaitu warna daun, warna batang, warna biji, bentuk
batang, bentuk daun, dan masih banyak lagi sifat morfologi yang lainnya.
(Soenarto, 1997).
Deskripsi
dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan
sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih
bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan
penyakit dan adaptif terhadap lingkungan
tumbuh. (Syukur, 2009)
Menurut Subandi (1988) varietas unggul adalah
varietas yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: hasil produksi yang
tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, adaptasi tumbuh yang luas, dan
umurnya genjah. Varietas unggul merupakan salah satu komponen paket teknologi
budidaya padi yang secara nyata dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan
petani. Pada tahun 2008 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah melepas 6
varietas INPARI (INPARI 1-6), dan 3 Varietas INPARA (INPARA 1-3). Inbrida Padi
Irigasi, atau lebih dikenal dengan INPARI adalah varietas-varietas unggul baru
padi sawah yang cocok ditanam di lahan sawah irigasi, sedangkan Inbrida Padi
Rawa (INPARA) adalah varietas-varietas unggul padi yang baik dibudidayakan pada
kondisi lahan rawa, tahan terhadap rendaman, serta daya adaptasi pada kondisi
lahan masam.
Untuk memperoleh keseragaman pada tanaman padi
maka perlu diketahui sifat-sifat bagian-bagian tanaman padi. Beberapa bagian
penting tanaman padi yang dapat dipergunakan untuk membedakan antar varietas
satu dengan yang lainnya (Soemedi,
1982).
a. Habitus (bentuk tanaman) : dapat tinggi atau
pendek, tegak atau terserak.
b. Anakan : dapat banyak, sedang atau sedikit.
c. Pangkal batang : ada yang bergaris atau tidak
berwarna atau bergaris.
d. Batang : ada yang berwarna, bergaris atau
tidak berwarna atau bergaris.
e. Daun bendera : ada yang tegak atau membentuk
sudut dan ada pula yang mendatar atau terkulai.
f. Bulir : ada yang berdiri tegak atau terkulai
dan ada pula yang terserak atau tidak terserak.
g. Gabah : dapat dibedakan menjadi besar, sedang
atau kecil; panjang, sedang atau pendek; berbulu atau tidak; ujungnya berwarna
atau tidak.
h. Beras : ada yang besar, sedang atau kecil;
panjang, sedang atau pendek.
Diantara
tanaman padi yang termasuk ke bangsa Oryza
sativa L. terdapat ribuan varietas yang satu sama lain mempunyai ciri-ciri
khas tersendiri sehingga dapatlah dikatakan bahwa ditilik dari sudut bentuk
tubuh (morfologi) tidaklah ada dua varietas padi yang mempunyai bentuk tubuh
yang sama. Antara varietas yang satu dengan yang lain senantiasa terdapat
perbedaan, bagaimana pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan yang
nampak antara varietas yang satu dengan yang lain adalah disebabkan oleh perbedaan
dalam pembawaan atau sifat varietas (Siregar, 1981).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Bahan
Bahan
yang akan digunakan pada praktikum ini adalah tanaman dari varietas yang akan
di candra.
B.
Alat
Alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah penggaris, busur derajat, dan alat tulis.
C.
Prosedur Kerja
1. Diamati
penampilan tanaman yang akan dideskipsi
2. Diambil
data tanaman yang dideskripsi
3. Dibuat
candra tanaman berdasarkan data yang sudah diperoleh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
No
|
Sifat Deskripsi
|
Keterangan
|
1
|
Asal
|
Situbagendit
|
2
|
Golongan
|
Cere
|
3
|
Umur Tanaman
|
85 Hari
|
4
|
Bentuk Tanaman
|
Tegak
|
5
|
Tinggi Tanaman
|
97 cm
|
6
|
Anakan
Produktif
|
Banyak
|
7
|
Warna Kaki
|
Coklat
|
8
|
Warna Batang
|
Hijau
|
9
|
Posisi Daun
|
Tegak
|
10
|
Posisi Daun
Bendera
|
Tegak
|
11
|
Bentuk Gabah
|
Ramping
|
12
|
Warna Gabah
|
Hijau
|
Tanaman
padi situbagendit termasuk dalam golongan cere yaitu ujung gabah tidak berbulu
atau kadang-kadang berbulu terutama gabah yang terletak di ujung malai dan agak
mudah rontok. Umur tanaman padi 85 hari dengan bentuk tanaman tegak karena
sudut yang terbentuk antara 0˚ - 30˚. Tinggi tanaman 97 cm dan termasuk
memiliki anakan produktif yang banyak, jumlahnya lebih dari 15 anakan. Warna
kaki coklat dengan batang berwarna hijau. Posisi daun dan posisi daun bendera
tegak yaitu sudut yang terbentuk antara
0˚ - 30˚. Bentuk gabah ramping dengan raso 1:3 lebih dan warna gabah
hijau.
B. Pembahasan
Deskripsi merupakan suatu panduan menyajikan sejarah asal- usul sifat-
sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta
anjuran tanam. Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam deskripsi sebagian
besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya
dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua
varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda (Soenarto,1997).
Deskripsi
varietas adalah penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman sehingga
dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal usul atau silsilah,
ciri-ciri morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya. Di bidang pertanian
deskripsi tanaman merupakan salah satu panduan untuk mengetahui apakah tanaman
tersebut tahan terhadap hama dan penyakit, adaptif terhadap lingkungan atau
tidak. Dengan begitu diharapkan dalam
budidaya tanaman kita lebih mengetahui hal–hal yang harus diperhatikan dalam
budidaya, sehingga nantinya tanaman yang dibudidayakan mampu tumbuh dengan
baik.
Deskripsi
dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan
sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih
bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan
penyakit dan adaptif terhadap lingkungan
tumbuh (Syukur,2009).
Kegiatan
pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting karena semakin beragamnya jenis
atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu, adanya deskripsi tanaman akan
memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit varietas-varietas yang baru
karena data tentang sifat yang diperlukan telah tersedia. Pendeskripsian
mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman sangat penting diketahui
sebelum melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan tanaman.
Untuk
melaksanakan determinasi diperlukan deskripsi varietas yang bersangkutan.
Deskripsi tersebut berguna untuk pengenalan/ identifikasi varietas. Oleh karena
itu deskripsi suatu varietas dari jenis tanaman apapun harus meliputi
pencatatan ciri-ciri atau sifat-sifat agronomi yang bersifat kulitatif. Ciri/ sifat
tersebut dapat juga mengandung pengertian ekonomis seperti halnya sifat
ketahanan terhadap hama penyakit tertentu. Karena pemurnian suatu varietas
adalah suatu usaha pengembalian mutu sesuai dengan varietas yang baku/asal,
demikian juga dalam usaha pemutihan varietas, maka uraian dalam deskripsi harus
mencakup :
1. Asal varietas
2. Penyebaran varietas dimaksud
3. Kapasitas atau potensi hasil
4. Golongan varietas
5. Ketahanan terhadap hama penyakit
6. Umur tanaman
Rincian
tersebut di atas ditambahkan deskripsi ciri-ciri yang biasa diperhatikan (sifat
spesifik) dalam pengawasan mutu dan sertifikasi benih atau dalam pemuliaan.
Uraian ciri-ciri tersebut dilakukan untuk dapat menuju deskripsi baku.
Tanaman
yang diamati deskripsi varietasnya adalah padi varietas Situ Bagendit. Yang
diamati yaitu golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi tanaman, anakan
produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun bendera, bentuk
gabah dan warna gabah.
Tanaman
padi Situ Bagendit termasuk dalam golongan cere yaitu ujung gabah tidak berbulu
atau kadang-kadang berbulu terutama gabah yang terletak di ujung malai dan agak
mudah rontok. Umur tanaman padi 85 hari dengan bentuk tanaman tegak karena
sudut yang terbentuk antara 0˚ - 30˚. Tinggi tanaman 97 cm dan termasuk
memiliki anakan produktif yang banyak, jumlahnya lebih dari 15 anakan. Warna
kaki coklat dengan batang berwarna hijau. Posisi daun dan posisi daun bendera
tegak yaitu sudut yang terbentuk antara
0˚ - 30˚. Bentuk gabah ramping dengan raso 1:3 lebih dan warna gabah
hijau.
Deskripsi Padi Varietas Situ
Bagendit
Nomor
seleksi :
S4325D-1-2-3-1
Asal
Persilangan : Batur/2*S2823-7D-8-1-A
Golongan : Cere
Umur
tanaman : 110 - 120
hari
Bentuk
tanaman : Tegak
Tinggi
tanaman : 99 - 105 cm
Anakan produktif : 12 - 13 batang
Warna kaki : Hijau
Warna
batang : Hijau
Warna
telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah
daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun
:
Tegak
Daun
bendera : Tegak
Bentuk
gabah : Panjang
ramping
Warna gabah
: Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Tekstur
nasi : Pulen
Kadar
amilosa : 22 %
Bobot 1000
butir : 27,5 g
Rata-rata
hasil : - 4,0 t/ha pada lahan kering
- 5,5
t/ha pada lahan sawah
Potensi
hasil : 6,0 t/ha
Ketahanan
terhadap Penyakit : - Agak tahan
terhadap blas
- Agak tahan terhadap hawar
daun bakteri strain III dan IV
Anjuran
tanam : Cocok ditanam
di lahan kering maupun ditanam lahan sawah
Pemulia : Z.A.
Simanullang, Aan A. Daradjat, Ismail BP, dan N. Yunani,
Tim
peneliti : Mukelar
Amir, Atito D., dan Y. Samaullah,
Teknisi : Meru, U.
Sujanang, Karmita, dan Sukarno
Dilepas
tahun : 2003
Varietas ini
tahan terhadap penyakit blas, agak tahan terhadap penyakit hawar daun, dan
tahan terhadap penyakit tungro. Varietas ini menghasilkan tekstur nasi pulen,
rata - rata produksi 4,0 ton GKP/ha pada lahan kering dan 5,5 ton GKP/ha pada
lahan sawah. Dengan potensi hasil yang demikian, varietas ini dapat memberikan
kontribusi nyata terhadap peningkatan produksi padi nasional, ketahanan pangan,
dan pendapatan petani. Varietas ini sudah banyak dimanfaatkan oleh penangkar
benih dan petani terutama pada lahan kering, atau lahan sawah dengan irigasi
sederhana (Ilyas,2013).
Ada beberapa perbedaan antara
literatur dan pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini, jika menurut
literatur varietas padi situ bagendit memiliki anakan produktif hanya sekitar
12-13 tetapi pada praktikum ditemukan lebih dari 15 anakan produktif pada
varietas tersebut. Warna kaki pada praktikum yaitu coklat sedangkan menurut
literartur berwarna hijau. Dan pada literatur warna gabah adalah kuning
sedangkan pada praktikum warna gabah hijau, kemungkinan hal ini terjadi karena
pada saat pengamatan umur padi masih 85 hari sehingga bulir-bulir padi baru
terisi dan warnanya masih hijau.
Deskripsi Ubikayu Varietas
Malang-6
Nama Varietas :
Malang-6
Kategori :
Varietas unggul nasional (released variety)
SK :
523/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober 2001
Tahun :
2001
Tetua :
Silang tunggal dari induk betina MLG 10071 dengan jantan
MLG 10032
Potensi Hasil : Deskripsi 35.0%
Pemulia :
Koes Hartojo, Sholihin, Titik Sundari
Nomor induk :
MLG 245
Nama klon :
CMM 95066-1
Warna batang :
Abu-abu
Warna daun muda :
Ungu muda
Warna daun tua :
Hijau
Warna tangkai daun :
Hijau
Warna kulit luar umbi :
Putih
Warna kulit dalam umbi :
Kuning
Warna daging umbi :
Putih
Ukuran umbi :
Sedang
Tipe percabangan :
Bercabang
Umur panen :
9 bulan
Ketahanan :
Agak tahan terhadap tangau merah
Sifat khusus :
Adaptif terhadap hara sub-optimal
Deskripsi Pisang Mas
Varietas Kirana
Asal :
Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Propinsi Jawa Timur
Silsilah :
seleksi rumpun
Golongan varietas :
klon
Umur tanaman :
17 bulan
Umur berbunga (dari bibit anakan) : 8 – 10 bulan setelah tanam
Umur panen (dari bibit anakan) : 12 – 14 bulan setelah tanam
Tinggi tanaman :
5 – 6 m
Bentuk batang :
gilig (bulat-gilig)
Warna batang :
coklat kehitaman
Warna pangkal batang :
coklat kehitaman
Kedudukan batang :
tegak
Lingkar batang :
60 – 70 cm
Lebar tajuk :
3 – 4 m
Jumlah daun :
7 – 10 helai
Sudut daun :
30°
Bentuk daun :
panjang pipih
Warna daun bagian atas : hijau tua mengkilat
Warna daun bagian bawah : hijau agak muda
Permukaan daun :
berlilin
Warna ibu tulang daun :
hijau
Panjang daun :
1,5 – 2,5 m
Lebar daun :
60 – 70 cm
Ujung daun :
tumpul
Tepi daun :
rata, tidak berduri dan bergelombang, tepi daun berwarna coklat kehitaman
Susunan daun :
berselang seling
Penampang melintang tangkai daun ke 3 :
simetris bentuk membulat dan tepi ibu tulang daun terbuka
Bentuk bunga (jantung) : lonjong
Warna mahkota bunga (jantung pisang) :
bagian luar merah tua kecoklatan, bagian dalam merah muda
Panjang jantung pisang : 20 – 25 cm
Lingkar jantung pisang : 28,0 – 33,5 cm
Panjang tangkai bunga (jantung pisang) : 10 – 15 cm
Berat buah per tandan
: 11 –
13 kg
Jumlah anakan / rumpun : 1 – 3 anakan
Jumlah sisir / tandan :
19,14 + 4,37
Jumlah jari buah / sisir : 22 – 25 buah
Bentuk penampang irisan buah : bulat (gilig)
Bentuk buah :
panjang bulat (gilig, lingir buah hampir tidak tampak)
Bentuk ujung buah :
tumpul
Lingkar tandan :
60 – 70 cm
Panjang tangkai tandan : 30 – 35 cm
Lingkar tangkai tandan : 11 – 15 cm
Panjang buah :
9,55 + 3,09 cm
Diameter buah :
3,06 + 1,74 cm
Bobot per jari buah :
71,36 + 8,44 g
Panjang tangkai jari buah : 1 – 3 cm
Tebal kulit buah :
0,46 + 6,78 mm
Warna kulit buah mentah : hijau
Warna daging buah mentah : putih kekuningan
Warna kulit buah matang : kuning bersih
Warna daging buah matang optimal : kuning cerah
Aroma :
tidak beraroma
Rasa buah saat matang optimal : manis
Analisis kimiawi buah matang optimal
- Vitamin C :
3,905 mg / 100 gr bahan
- Asam :
0,063 %
- Gula :
21 %
Hasil :
11 – 13 kg/tandan
Daya simpan pada suhu kamar :
5 – 6 hari setelah matang optimal (dari panen sampai
matang optimal :
3 – 4 hari)
Identitas Pohon Induk :
tanaman milik Bapak Subandi Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur dengan PIT No. : PI/PS/I/ JTM/79 nomor seri : 11.986 – 12.119 tahun
2004 dan PIT No. : PI/PS/1/JT/81 nomor seri : 12.150 – 12.179 tahun 2004
Keterangan :
beradaptasi dengan baik di dataran sedang dengan ketinggian + 600 m dpl dengan tekstur
tanah lempung berpasir dengan regim kelembaban lembab Pengusul / Peneliti :
Paulina Evy Retnaning Prahardini, Yuniarti, F. Kasijadi, Harwanto, Baswarsiati
(BPTP Propinsi Jawa Timur); Abdullah (BPSBTPH Propinsi Jawa Timur) dan Eddy
Prasetyo Utomo (Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang)
BAB V
SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Deskripsi merupakan suatu panduan menyajikan
sejarah asal- usul sifat- sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit
dan hama utama serta anjuran tanam.
2. Deskripsi
varietas padi Situ Bagendit yang
diamati yaitu umur 85
hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 97
cm, anakan produktif banyak, warna kaki coklat, warna
batang hijau, posisi daun dan posisisi daun bendera tegak, bentuk gabah ramping
dan warna gabah hijau.
3. Ada perbedaan antara deskripsi varietas menurut
literatur dan deskripsi saat pengamatan yaitu anakan produktif, warna kaki dan
warna gabah.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, M. 2013. Padi
Varietas Situ Bagendit. http://sulbar.litbang.deptan.go.id. Di akses tanggal 10 November 2013
Siregar,
Hadrian. 1981. Budidaya Tanaman
Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor.
Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Purwokerto
: Universitas Jenderal Sodirman.
Soenarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarang : IKIP Semarang Press
Subandi, M. Syam, dan A. Widjono, 1988. Jagung. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R.
Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi
dan Hotikultura IPB. Bogor.
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi
dan Hotikultura IPB. Bogor.
0 Response to "Laporan DPT: Deskripsi Varietas"
Post a Comment